Oleh: Haluan Padang
Sindikasi – Senin, 16 Januari 2012 | 04:45 WIB
 

INILAH.COM, Bukittinggi — Ketua Front Pembela Islam (FPI) Provinsi Riau, Zul Huzni Domo Datuak Bagindo Sati, bersama sejumlah rombongan melakukan muhibah atau kunjungan ke Markaz Lajnah Pimpinan Daerah (LPD) Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Bukittinggi, Minggu (15/1).

Kunjungan yang dilakukan FPI Provinsi Riau ke Markaz MMI Bukittinggi, selain untuk bersilaturahim sesama saudara kandung yang fokus dalam penegakan amar makruf nahi mungkar di Indonesia, FPI Provinsi Riau juga membawa mandat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FPI, untuk pembentukan cabang FPI Provinsi Sumbar yang direncanakan berpusat di kota Jam Gadang itu.

Dalam mandat FPI Provinsi Sumbar tersebut, jabatan ketua atau amir, diamanahkan kepada Abu Ja’far yang saat ini menjabat ketua bidang di salah satu departeman dalam MMI Kota Bukittinggi.

Kedatangan Ketua FPI Provinsi Riau dan rombongan disambut hangat Ketua MMI Bukittinggi Abu Zaki dan Abu Umar selaku komandan laskar MMI Bukittinggi serta puluhan anggota MMI lainnya di Markaz MMI di jalan Perintis Kemerdekaan.

Dalam pidatonya, Ketua FPI Provinsi Riau Zul Huzni Domo Datuak Bagindo Sati mengatakan, dalam penegakan amar makruf nahi mungkar, organisasi FPI bukanlah organisasi beraliran keras seperti yang sering ditayangkan media massa. Karena setiap aksi yang dilakukan FPI ke lapangan dalam memberantas maksiat selalu melalui empat prosedur hukum.

Pertama, seluruh tindakan yang dilakukan harus ada surat masuk atau laporan masyarakat secara tertulis ke FPI untuk menumpas sebuah kemaksiatan yang meresahkan umat. Kedua, setelah surat masyarakat diterima, FPI melaporkan hal itu kepada aparat penegak hukum, dalam hal ini pemerintah dan polisi.

Ketiga, surat yang sama juga dilayangkan kepada pengusaha atau aparat yang membeking kemaksiatan dimaksud. Keempat, jika tiga prosedur diatas tak diindahkan, maka FPI langsung turun ke lapangan untuk menumpasnya sendiri serta dengan cara FPI sendiri.

“Jadi, selama ini media hanya memberitakan aksi kekerasan FPI saja. Tapi prosedur yang telah kami lalui tak pernah di publikasikan. Sehingga ada segolongan orang yang menganggap kami brutal. Padahal tidak sama sekali. Apa yang kami lakukan adalah perintah Allah dalam menegakan amar ma’ruf nahi mungkar dan permintaan masyarakat yang resah dengan kemaksiatan disekeliling mereka,” tegas Zul Huzni menjelaskan sekelumit tentang perjuangan FPI selama ini.

Ketua MMI Bukittinggi Abu Zaki didampingi komandan laskarnya Abu Umar mengatakan, apa yang dilakukan FPI sama persis dengan apa yang dilakukan MMI dalam penegakan syariat. Tapi bendera dan nama organisasi saja yang berbeda.

Abu Zaki menceritakan, baru-baru ini atas laporan dan permintaan masyarakat, MMI bersama MUI Bukittinggi melakukan aksi damai dan tausyiah ke bar hotel Pusako yang di dalamnya diduga sarat dengan aksi maksiat.

“Kota Bukittinggi ini adalah kota wisata. Dan tidak bisa tidak, aksi maksiat terselubung banyak terjadi di Bukittinggi. Maka kami bertindak sesuai dengan permintaan masyarakat,” katanya. [mor]

(Sumber : Inilah.com)